Sabtu, 07 Januari 2012












Perbedaan antara ROKOK,KRETEK,SIGARET & CERUTU ( Saudara Wildan Rizky Nugraha)

Rokok itu artinya sama dengan cigarette (ni bahasa inggris aja dr rokok)
tapi ada juga beberapa org yang salah kaprah nyebut kertas buat nglinting tembakau hingga jadi rokok (rokok tingwe) itu sbg cigarette, hrsnya cigarette paper atau kertas rokok.




 Kretek itu adalah rokok yang mengandung cengkeh, jadi selain tembakau ada cengkeh didalamnya, ini adalah produk khas indonesia banget, asli dr kudus, jawa tengah. kretek ada yang tanpa filter (gilingan tangan) dan ada yang pake filter (gilingan mesin), tapi ada sebagian org yg menyebut kretek itu sbg rokok tanpa filter.




Cerutu (inggris : cigars) berbeda dgn rokok, jenis tembakaunya khusus, kmd pembungkusnya berupa daun tembakau juga, bkn kertas, cara menikmatinya pun agak beda, kalo rokok bisa dihisap masuk kalo cerutu cuma dikumur2 aja d mulut...

(ARMY)
PENYEBARAN HIV/AIDS kian mengkhawatirkan saja. WHO melansir jumlah terbaru pengguna obat AIDS yang terus bertambah hingga berkali-kali lipat.

Agar bebas penyakit, Anda harus mengetahui fakta menarik tentang HIV/AIDS. Di antaranya:

1. HIV tidak pandang bulu

Sejak epidemi HIV dimulai 20 tahun lalu, stereotipe yang beredar di masyarakat tentang penderita HIV yaitu para gay, pemakai narkoba dan para pekerja seks komersial-lah yang mendapat label tersebut. Faktanya, semua orang bisa terkena HIV, dari usia tua, muda, kaya, miskin, wanita, pria, maupun anak-anak dan dari berbagai macam profesi.

2. Seks oral tak seaman yang dipikir

Oral seks sering kali dianggap sebagai cara "aman" melakukan hubungan seksual. Faktanya, berdasar penelitian, cairan tubuh yang terinfeksi seperti semen dan sekresi vagina yang mengandung konsentrasi virus HIV tinggi bisa memasuki aliran darah melalui membran mukosa mulut.

3. Jangan cuma khawatir hamil

Banyak remaja percaya, satu-satunya risiko berhubungan seks tanpa proteksi adalah kehamilan. Karena itu dipakailah pil KB, oral seks dan ejakulasi di luar demi mencegah kehamilan. Padahal, banyak hal yang harus dikhawatirkan selain kehamilan yakni adanya penyakit menular seksual (PMS) seperti sifilis, herpes, termasuk HIV yang bisa mengancam kehidupan.

4. Kadang orang tidak mengatakan sesungguhnya dan kita tidak tahu kenyataannya

Coba Anda pikir sejenak kalimat di atas. Berapa banyak orang yang mengakui bahwa mereka menderita HIV/AIDS jika ditanya oleh pasangan barunya? Berapa banyak orang yang mengakui kehidupan seksual mereka ketika mereka baru mengenal seseorang? Berapa banyak orang yang benar-benar mengetahui status HIV mereka dan status kesehatan orang-orang yang bersama mereka sebelumnya? Sebuah pernyataan "partner saya tidak mengidap HIV" hanya bisa diterima jika disertai dengan bukti nyata tes HIV negatif. Tanyalah dengan jelas status HIV mereka dan mintalah mereka melakukan tes sebagai bukti.

5. Belum ada obat untuk si pembunuh

Meski orang dengan HIV/AIDS (ODHA) bisa hidup lebih lama berkat obat antiretroviral, obat ini tidak menyembuhkan. Kalau pun obat-obat ini melindungi dari infeksi opportunistik ini bukanlah "jalan pintas" dari infeksi HIV. Ot ini bahkan menyebabkan efek samping seperti diare, kelelahan berlebihan, kemerahan, mual dan muntah.
(sumber:okezone.com)
(ARMY)

Jumat, 06 Januari 2012

Rokok

Seorang perokok aktif membunuh 200 ribu orang perokok pasif dalam satu tahun. Sungguh angka fantastik yang sangat mengerikan. Tapi inilah kesimpulan yang dikeluarkan Organisasi Kesehatan Nasional dalam memperingati Hari Tanpa Rokok, tanggal 31 Mei 2007 ini.
Laporan WHO tahun ini menjelaskan bagaimana fokus penelitian adalah dampak membahayakan asap rokok yang dihisap oleh orang yang tidak merokok dalam ruangan tertutup. Laporan ini diiringi juga dengan angka dan lokasi, beserta berbagai informasi yang membantah klaim penolakan para perokok bila mereka dianggap mengganggu hak hidup orang lain. Juga dengan menjelaskan bagaimana kondisi perokok di berbagai negara berbeda serta penjelasan ancaman kesehatan yang parah bagi perokok pasif di tempat tertutup.
Perokok pasif adalah orang-orang yang tidak merokok, namun menjadi korban perokok karena turut mengisap asap sampingan (di samping asap utama yang dihembuskan balik oleh perokok). Perokok pasif memiliki resiko yang cukup tinggi atas kanker paru-paru dan jantung koroner, serta gangguan pernafasan. Bagi anak-anak di bawah umur, terdapat resiko kematian mendadak akibat terpapar asap rokok.
Setidaknya tercatat 4000 kematian perokok pasif per tahun di US WHO menghimbau agar dikeluarkan undang undang larangan merokok di tempat tertutup dan di tempat umum. Lokasi tertutup dan tempat umum diharapkan 100% bersih sama sekali dari asap rokok. Larangan seperti ini, juga dianjurkan agar disertai dengan tahap penyadaran masyarakat khusus agar para perokok pasif mengerti bagaimana dampak kesehatan yang bakal mereka terima akibat berada di satu ruangan dengan perokok aktif. Terlebih bila perokok itu adalah penghuni rumah sendiri.
Di antara kenyataan menyedihkan yang disodorkan laporan tersebut adalah, separuh anak-anak duia, atau sekitar 700 juta anak mengalami gangguan kesehatan lantaran menjadi perokok pasif. Kebanyakan, penderitaan mereka disebabkan dari dalam rumah mereka sendiri karena jelas yang paling bertanggung jawab dan paling dekat dengan mereka adalah orang tua mereka sendiri di dalam rumah.
Derita anak-anak dan para perokok pasif adalah karena mereka menghisap 4000 bahan kimiawi yang ada dalam asap rokok. Di antaranya adalah 50 materi kimiawi yang sudah terkenal bisa menyebabkan kanker. Ditambah lagi, asap rokok yang dihisap perokok pasif bisa menyebabkan penjakit paru-paru, jantung dan sejumlah penyakit pernafasan yang bahkan bisa membawa kematian manusia ,Lihat gambar di bawah ini:

Bahaya Rokok mengandung kurang lebih 4000 elemen-elemen, dan setidaknya 200 diantaranya dinyatakan berbahaya bagi kesehatan.
Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida. Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru. Nikotin adalah zat adiktif yang mempengaruhi syaraf dan peredaran darah. Zat ini bersifat karsinogen, dan mampu memicu kanker paru-paru yang mematikan. Karbon monoksida adalah zat yang mengikat hemoglobin dalam darah, membuat darah tidak mampu mengikat oksigen.
Efek racun pada rokok ini membuat pengisap asap rokok mengalami resiko (dibanding yang tidak mengisap asap rokok):
* 14x menderita kanker paru-paru, mulut, dan tenggorokan
* 4x menderita kanker esophagus
* 2x kanker kandung kemih
* 2x serangan jantung.

Rokok juga meningkatkan resiko kefatalan bagi penderita pneumonia dan gagal jantung, serta tekanan darah tinggi. Menggunakan rokok dengan kadar nikotin rendah tidak akan membantu, karena untuk mengikuti kebutuhan akan zat adiktif itu, perokok cenderung menyedot asap rokok secara lebih keras, lebih dalam, dan lebih lama. Hingga dapat dikatakan : TIDAK ADA BATAS AMAN BAGI ORANG YANG TERPAPAR ASAP ROKOK.
Karsinogen Zat-zat karsinogen (pemicu kanker) yang terkandung pada rokok adalah: - vinyl chloride - benzo (a) pyrenes - nitroso-nor-nicotine
Satu-satunya zat yang lebih berbahaya daripada asap rokok dalam memicu kanker paru-paru adalah zat-zat radioaktif. Itu pun jika dimakan atau dihidap dalam kadar yang cukup.
Kanker kematian umumnya bukan terjadi karena kesulitan bernafas yang diakibatkan oleh membesarnya kanker, tetapi karena posisi paru-paru dalam sistem peredaran darah menjadikan kanker mudah menyebar ke seluruh tubuh. Penyebaran metastase ke arah otak dan bagian kritis lainnya lah yang mengakibatkan kematian itu. 90% penderita meninggal dalam 3 tahun setelah diagnosis.
Selain itu juga ada fakta-fakta yang tidak mungkin dipungkiri lagi :
1. Rekomendasi WHO, 10/10/1983 menyebutkan seandainya 2/3 dari yang dibelanjakan dunia untuk membeli rokok digunakan untuk kepentingan kesehatan, niscaya bisa memenuhi kesehatan asasi manusia di muka bumi.
2. WHO juga menyebutkan bahwa di Amerika, sekitar 346 ribu orang meninggal tiap tahun dikarenakan rokok.
3. 90% dari 660 orang yang terkena penyakit kanker di salah satu rumah sakit Sanghai Cina adalah disebabkan rokok.
4. Prosentase kematian disebabkan rokok adalah lebih tinggi dibandingkan karena perang dan kecelakaan lalulintas.
5. 20 batang rokok perhari menyebabkan berkurangnya 15% haemoglobin, yakni zat asasi pembentuk darah merah.
6. Prosentase kematian orang yang berusia 46 tahun atau lebih adalah 25 % lebih bagi perokok.
Racun pada Rokok
Rokok mengandung kurang lebih 4000 elemen-elemen, dan setidaknya 200 diantaranya dinyatakan berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida.
  • Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru.
  • Nikotin adalah zat adiktif yang mempengaruhi syaraf dan peredaran darah. Zat ini bersifat karsinogen, dan mampu memicu kanker paru-paru yang mematikan.
  • Karbon monoksida adalah zat yang mengikat hemoglobin dalam darah, membuat darah tidak mampu mengikat oksigen.
Efek Racun
Efek racun pada rokok ini membuat pengisap asap rokok mengalami resiko (dibanding yang tidak mengisap asap rokok):
  • 14x menderita kanker paru-paru, mulut, dan tenggorokan
  • 4x menderita kanker esophagus
  • 2x kanker kandung kemih
  • 2x serangan jantung
Rokok juga meningkatkan resiko kefatalan bagi penderita pneumonia dan gagal jantung, serta tekanan darah tinggi.
Batas Aman
Menggunakan rokok dengan kadar nikotin rendah tidak akan membantu, karena untuk mengikuti kebutuhan akan zat adiktif itu, perokok cenderung menyedot asap rokok secara lebih keras, lebih dalam, dan lebih lama.
TIDAK ADA BATAS AMAN BAGI ORANG YANG TERPAPAR ASAP ROKOK.
(ARMY)
Bahaya narkotika
DEFINISI
Ketagihan Narkotik adalah ketergantungan fisik dan psikologis yang kuat, suatu keinginan yang kuat untuk terus menerus menggunakan narkotika.
Karena timbul toleransi, maka untuk menghasilkan efek yang sama, dosisnya harus ditingkatkan dan untuk mencegah gejala putus obat, maka diperlukan pemakaian terus menerus dari narkotika yang sama atau yang mirip.

Narkotik yang sah digunakan secara medis sebagai pereda nyeri yang sangat kuat disebut opioid dan terdiri dari:
- Kodein (memiliki potensi ketergantungan yang rendah)
- Oksikodon (sendiri maupun dalam berbagai kombinasi, misalnya oksikodon dengan asetaminofen)
- Meperidin
- Morfin
- Hidromorfon.
Heroin merupakan salah satu narkotik yang paling kuat.

Toleransi dan gejala putus obat yang ringan dapat terjadi dalam waktu 2-3 hari dari pemakaian yang berkelanjutan.
Kadang gejala putus obat terjadi ketika obat dihentikan.

Sebagian besar narkotik dalam jumlah yang sama dapat menimbulkan derajat toleransi dan ketergantungan fisik yang sama.
Para pecandu bisa mengganti satu jenis narkotik dengan yang lainnya.

Pecandu yang telah mengalami toleransi mungkin hanya menunjukkan sedikit gejala dari penggunaan obat dan berfungsi secara normal di dalam kehidupan sehari-harinya selama mereka mengkonsumsi narkotik.
Orang yang mendapat narkotik untuk mengobati nyeri yang hebat, memiliki resiko yang sangat kecil untuk menjadi pecandu jika mereka menggunakannya sesuai dengan yang diresepkan.
GEJALA
Narkotik yang digunakan untuk mengurangi nyeri bisa mempunyai efek lain;
- konstipasi (sembelit)
- kulit atau wajah yang kemerahan dan tekanan darah rendah
- gatal
- pupil mata yang mengecil
- pusing
- pernafasan yang lambat dan dangkal
- detak jantung menjadi lambat
- penurunan suhu tubuh.

Narkotik juga dapat menyebabkan euforia (gembira yang berlebihan).
Umumnya, gejala putus obat berlawanan dengan efek obatnya:
- hiperaktif
- keadaan siaga yang tinggi
- pernafasan yang cepat,
- agitasi
- peningkatan detak jantung
- demam.

Tanda pertama dari gejala putus obat biasanya adalah pernafasan yang cepat, yang disertai dengan menguap, berkeringat, menangis dan hidung meler.
Gejala lainnya adalah pelebaran pupil mata, merinding, gemetar, kejang otot-otot kecil, wajah kemerahan, nyeri otot, hilangnya nafsu makan, kram perut dan diare.

Gejalanya muncul dalam waktu 4-6 jam setelah penggunaan narkotik dihentikan dan biasanya mencapai puncaknya dalam waktu 36-72 jam.
Gejala putus obat pada orang yang telah menggunakan narkotik dalam dosis lebih tinggi dan dalam waktu yang lebih lama, biasanya lebih buruk.

Kecepatan pembuangan narkotik dari tubuh berbeda-beda, karena itu gejala putus obat dari obat yang berlainan juga berbeda-beda.
KOMPLIKASI
Berbagai komplikasi selain gejala putus obat terjadi sebagai akibat dari penyalahgunaan narkotik, terutama bila obat dimasukan dengan jarum yang tidak steril dan digunakan bersama-sama.
1. Hepatitis virus dapat menyebar melalui jarum yang digunakan secara bersama-sama, bisa menyebabkan kerusakan hati.
2. Infeksi tulang (osteomielitis, terutama pada tulang belakang), juga bisa terjadi karean pemakaian alat suntik yang tidak steril.
3. Miositis ossifikans (sikut pengalahguna obat) disebabkan oleh tusukan jarum yang berulang-ulang, dimana otot di sekitar sikut digantikan oleh jaringan parut.
4. Banyak penyalahguna yang memasukkan obat dengan suntikan subkutaneus (skin popping), yang bisa menyebabkan luka terbuka di kulit.
5. Jika ketergantungan semakin kuat, pecandu yang sebelumnya menyuntikkan obatnya secara intravena, akan kembali ke skin popping, karena pembuluh baliknya telah terisi dengan jaringan parut dan tidak dapat digunakan untuk memasukkan obat.
6. Masalah paru-paru bisa berupa:
- iritasi paru-paru karena penghisapan (ludah maupun muntahan)
- pneumonia
- abses
- emboli paru
- pembentukan jaringan parut
7. Pecandu yang menyuntikkan obat secara intravena kehilangan kemampuannya untuk melawan infeksi.
8. HIV bisa menyebar melalui jarum yang dipakai bersama-sama, karena itu sejumlah besar pecandu narkotik juga menderita AIDS.
9. Kelainan saraf biasanya merupakan akibat dari tidak memadainya aliran darah ke otak.
Bisa terjadi koma.
Kuinin bisa menyebabkan penglihatan ganda, kelumpuhan dan gejala kerusakan saraf lainnya, termasuk sindroma Guillain-Barré/
Organisme infeksius dalam jarum yang tidak steril kadang bisa menginfeksi otak, menyebabkan meningitis dan abses otak.
10. Abses kulit.
11. Infeksi kulit.
12. Infeksi kelenjar getah bening.
13. Pembentukan bekuan darah.

.
Overdosis obat-obatan merupakan ancaman jiwa yang serius, terutama karena narkotik dapat menekan pernafasan dan menyebabkan paru-paru terisi dengan cairan.
Heroin konsentrasi tinggi, disuntikkan maupun dihirup, bisa menyebabkan overdosis dan kematian.

Penggunaan narkotik selama kehamilan adalah masalah yang sangat serius.
Heroin dan metadon dengan mudah melintasi ari-ari masuk ke dalam janin.
Janin yang lahir dari ibu pecandu narkotik, dengan cepat akan mengalami gejala putus obat (gemetar, menangis dengan nada yang tinggi, kejang dan pernafasan yang cepat).
Ibu yang terinfeksi HIV atau hepatitis B bisa menularkan virusnya ke janin.

Lina Rehulina Terbarzana
02 Jun 2005, 14:30:44
PENGOBATAN

Overdosis narkotik merupakan kedaruratan medis yang harus segera diatasi untuk mencegah kematian.
Overdosis bisa menekan pernafasan dan cairan bisa terkumpul dalam paru-paru (edema pulmoner), sehingga diperlukan bantuan sebuah ventilator.

Untuk menghalangi aksi narkotik, biasanya disuntikkan nalokson secara intravena.
Gejala putus obat yang akut bisa berat dan berlangsung selama beberapa hari, meskipun pada akhirnya akan mereda.
Gejala yang tidak menyenangkan akan menimbulkan keinginan yang kuat untuk kembali meminum obat.
Gejalanya biasanya tidak berbahaya dan dapat dikurangi dengan pemberian obat-obatan.

Menggantikan narkotik dengan metadon merupakan metoda pengobatan gejala putus obat yang paling banyak digunakan.
Metadon (juga merupakan narkotik), diberikan per-oral (ditelan) dan tidak terlalu mempengaruhi fungsi otak.

Efek metadon berlangsung jauh lebih lama dari pada narkotik lainnya, sehingga diminum lebih jarang, biasanya 1 kali/hari.
Memberikan metadon dalam dosis yang cukup besar kepada pecandu selama beberapa bulan atau beberapa tahun, memungkinkan para pecandu menjadi produktif karena kebutuhan mereka terpenuhi.
Pengobatan ini berhasil dilakukan pada beberapa pecandu, sedangkan pecandu lainnya gagal mengalami rehabilitasi sosial.

Pecandu harus datang setiap hari ke klinik untuk mendapatkan metadon.
Biasanya 20 mgram metadon/hari bisa menghalangi terjadinya gejala putus obat yang berat; tetapi beberapa pecandu memerlukan dosis yang lebih tinggi.

Jika dosisnya sudah stabil (diperkirakan tidak akan menimbulkan gejala putus obat yang berat),dosis metadon biasanya dikurangi sekitar 20%/hari.
Hal ini menyebabkan pecandu terbebas dari gejala putus obat yang akut tetapi tidak mencegah pemakaian heroin kembali.

Penghentian penggunaan metadon kadang-kadang dapat menyebabkan reaksi yang tidak menyenangkan, seperti sakit otot sebelah dalam (nyeri tulang).
Pecandu yang berhenti menggunakann metadon biasanya merasa kalap dan sulit tidur.
Pemberian obat tidur selama beberapa hari bisa membantu penderita.
Reaksi putus obat akan menghilang setelah sekitar 7-10 hari, tetapi kelemahan, sulit tidur dan kecemasan yang berat bisa menetap sampai beberapa bulan.

Beberapa pusat rehabilitasi mungkin memberikan L-alfa-asetilmetadol (LAAM), yang merupakan metadon dengan masa kerja yang lebih panjang.
Pada pemberian LAAM pecandu tidak perlu datang ke klinik setiap hari.
Tetapi pemakaian LAAM masih bersifat uji coba.

Gejala putus obat narkotik juga dapat disembuhkan dengan obat yang disebut klonidin.
Tetapi klonidin bisa menyebabkan efek samping tekanan darah rendah, sulit tidur, mudah tersinggung, denyut jantung yang lebih cepat dan sakit kepala.

Nalterkson adalah obat yang menghalangi efek heroin intravena yang sangat kuat.
Tergantung dari dosisnya efek nalterkon berlangsung selama 24-72 jam.

Konsep terapi komunitas muncul hampir 25 tahun yang lalu sebagai jawaban dari masalah ketagihan heroin.
Pengobatan meliputi hidup bersama dalam jangka waktu yang cukup lama (biasanya 15 bulan) di suatu rumah tinggal untuk membantu pecandu membangun hidup baru melalui latihan, pendidikan dan pengarahan kembali.

Wabah AIDS telah mendorong beberapa orang untuk memakai jarum suntik yang steril.
Hal ini telah terbukti dapat mengurangi penyebaran HIV.



(sumber:http://akbarmaulana.blogdetik.com/2008/08/02/bahaya-narkotika-dan-rokok/) 
(ARMY)